Mengenal Clickjacking dan ‘Jebakan Klik’ lainnya di Internet

08 October 2025

Banyak dari kita terbiasa mengklik tautan atau tombol di internet tanpa berpikir dua kali. Namun, tahukah kamu bahwa di balik sebuah klik bisa saja tersembunyi jebakan siber yang disebut clickjacking? Istilah ini mungkin terdengar rumit, tapi konsepnya sederhana: penyerang mencuri klik kita untuk keperluan jahat. Berikut kita bahas apa itu clickjacking, cara kerjanya, contohnya, hingga mengapa hal ini berbahaya.

Clickjacking sendiri adalah teknik serangan yang memanfaatkan kelemahan visual pada antarmuka web untuk “membajak” klik pengguna. Korban mengira menekan tombol biasa, padahal klik tersebut mengaktifkan fungsi tersembunyi yang dimanipulasi penyerang. Dengan cara ini, pelaku dapat membuat pengguna tanpa sengaja memberikan izin akses, menekan tombol penting, atau bahkan mengaktifkan fitur sensitif di perangkat.

Secara sederhana, clickjacking bekerja dengan menyembunyikan elemen asli halaman di balik lapisan visual lain yang tampak normal. Pengguna melihat tombol palsu, padahal tombol asli yang berbahaya berada tepat di bawahnya.

Bagaimana Cara Kerja Clickjacking?

Penyerang biasanya membuat dua lapisan tampilan:

  1. Lapisan umpan, yaitu tombol yang terlihat normal seperti “Play Video” atau “Claim Reward”.
  2. Lapisan tersembunyi, yaitu tombol asli yang transparan, misalnya tombol “Izinkan kamera”, “Konfirmasi pembayaran”, atau “Submit”.

Ketika pengguna mengeklik tombol di lapisan atas, klik tersebut sebenarnya dieksekusi oleh tombol tersembunyi di bawahnya. Teknik ini sering dibantu oleh penggunaan iframe, CSS dengan opasitas rendah, serta posisi elemen yang disusun sedemikian rupa sampai korban tidak menyadari perbedaannya.

Contoh Clickjacking di Kehidupan Nyata

ilustrasi pengguna yang tergoda untuk mengklik tombol “Like” pada postingan yang menjanjikan hadiah ponsel pintar gratis.

Salah satu yang sering terjadi adalah likejacking di media sosial. Pengguna merasa mereka sedang memutar video lucu, padahal klik mereka diarahkan untuk menyukai halaman tertentu. Kasus lain adalah manipulasi tombol izin pada perangkat. Misalnya, website menawarkan hadiah dan secara tiba-tiba muncul pop-up izin kamera. Tombol “Izinkan” dapat ditimpa lapisan transparan sehingga pengguna tanpa sengaja memberikan akses sensitif.

Mengapa Clickjacking Berbahaya?

Dampaknya tidak bisa diremehkan karena mencakup:

  • Pencurian data pribadi, termasuk kredensial login.
  • Transaksi ilegal, apabila tombol finansial ditimpa elemen palsu.
  • Pengambilalihan kontrol perangkat, seperti kamera atau mikrofon.
  • Penyebaran malware, saat klik diarahkan ke unduhan otomatis.

Selain merugikan pengguna, reputasi platform atau organisasi juga bisa terdampak karena serangan ini dapat menyusup melalui situs yang tampak terpercaya.

Serangan Serupa: Tabnabbing dan UI Redressing

Selain clickjacking, terdapat teknik lain seperti tabnabbing, di mana tab browser yang ditinggalkan pengguna diganti dengan halaman login palsu untuk mencuri password. Ada pula UI redressing, yaitu manipulasi tampilan antarmuka secara umum untuk menipu tindakan pengguna. Clickjacking sebenarnya merupakan salah satu bentuk UI redressing.

Memahami clickjacking membuat kita lebih waspada terhadap halaman mencurigakan, pop-up tiba-tiba, atau tombol yang tidak jelas. Literasi keamanan digital kini menjadi kebutuhan dasar, terutama karena aktivitas sehari-hari seperti belanja online, perbankan, belajar, dan bekerja semua inii melibatkan klik.

Ingin Belajar Lebih Dalam?

Jika kamu merasa topik seperti ini menarik, S1 Teknik Informatika Telkom University Purwokerto menyediakan ruang belajar yang tepat. Kamu akan mempelajari keamanan siber, pemrograman, hingga pemahaman mendalam mengenai interaksi pengguna dan ancaman digital modern. Ini kesempatan untuk berkembang sebagai talenta digital masa depan.

Secret Link