
Halo, Sobat Informatics! Di era yang semakin berkembang ini, akses terhadap informasi menjadi semakin mudah. Karena sebagian besar informasi sekarang disajikan dalam format digital, kemampuan literasi digital menjadi hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu saat ini. Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan literasi digital? Dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat? Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa literasi digital sangat krusial di zaman modern
Apa itu Literasi Digital
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi digital adalah kemampuan seseorang dalam mengelola informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan komputer atau internet. Dengan demikian, literasi digital dapat diartikan sebagai keterampilan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mengakses, mengatur, memahami, menggabungkan, menyampaikan, menilai, serta menciptakan informasi dengan cara yang aman dan tepat, guna mendukung berbagai tujuan.
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2024, persentase pengguna internet di Indonesia mencapai 79,5%. Kondisi ini menegaskan betapa pentingnya literasi digital dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kekurangan dalam literasi digital dapat menimbulkan dampak serius terkait cara masyarakat menerima dan memahami informasi.
Kerangka Literasi Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sebagai lembaga yang mengawasi bidang komunikasi dan informasi di Indonesia, telah merumuskan empat pilar literasi digital. Pilar-pilar ini perlu diterapkan oleh seluruh masyarakat agar dapat menjadi pengguna internet yang cerdas dan bertanggung jawab. Berikut ini adalah rangkaian kerangka literasi digital tersebut :
1. Digital Skill (Keterampilan Digital)
Ini adalah kemampuan seseorang untuk mengenal, memahami, dan menggunakan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), serta sistem operasi digital. Contohnya meliputi pengetahuan dasar tentang internet, mesin pencari, aplikasi pesan instan, media sosial, dompet digital, marketplace, dan transaksi digital. Pilar ini menekankan penguasaan teknologi agar dapat beraktivitas secara efektif di dunia digital
2. Digital Culture (Budaya Digital)
Pilar ini berkaitan dengan bagaimana individu berperilaku dan berinteraksi di ruang digital dengan tetap menjunjung nilai-nilai kebangsaan seperti Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini termasuk pengenalan digitalisasi budaya, rasa cinta terhadap produk dalam negeri, dan pemahaman hak-hak digital. Budaya digital mengingatkan bahwa ruang digital memiliki aturan dan norma yang harus dihormati, sama seperti di dunia nyata.
3. Digital Ethics (Etika Digital)
Etika digital adalah kesadaran dan kemampuan untuk menerapkan tata krama atau aturan berperilaku di dunia digital (netiquette). Ini mencakup pemahaman tentang bahaya hoaks, ujaran kebencian, pornografi, perundungan online, serta pentingnya berinteraksi sesuai norma dan aturan yang berlaku di ruang digital. Pilar ini menjaga agar penggunaan teknologi tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
4. Digital Safety (Keamanan Digital)
Pilar ini fokus pada upaya memastikan penggunaan layanan digital secara aman dan nyaman. Termasuk di dalamnya perlindungan perangkat, menjaga identitas dan data pribadi, kewaspadaan terhadap penipuan digital, serta mengelola rekam jejak digital agar terhindar dari praktik seperti catfishing (penipuan identitas online). Pilar ini penting untuk melindungi pengguna dari risiko dan ancaman di dunia maya.
Dampak Negatif Minimnya Literasi Digital
1. Mudah terkena Berita Hoaks
Minimnya literasi digital membuat seseorang lebih mudah terpengaruh dan menyebarkan berita hoaks karena kurangnya kemampuan untuk memverifikasi dan memilah informasi secara kritis. Ketika tingkat literasi digital rendah, individu cenderung menerima informasi tanpa melakukan pengecekan kebenaran, sehingga berita palsu atau hoaks dapat dengan cepat tersebar di masyarakat.
2. Mengganggu Fokus Belajar
Rendahnya tingkat literasi digital dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam mempertahankan fokus saat belajar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan dalam mengelola penggunaan gadget, sehingga waktu belajar dan bermain menjadi terganggu. Jika kondisi ini terus berlangsung, individu tersebut akan semakin sulit berkonsentrasi pada proses pembelajaran dan justru lebih terfokus pada perangkat digitalnya.
3. Penurunan Kemampuan dalam Menyaring Informasi
Keterbatasan dalam literasi digital membuat seseorang kesulitan untuk memilah informasi yang diterimanya. Individu dengan literasi digital yang rendah cenderung langsung menerima semua informasi yang ditemukan di internet tanpa melakukan penyaringan terlebih dahulu. Akibat dari kurangnya kemampuan ini adalah meningkatnya risiko seseorang untuk terpapar informasi palsu atau hoaks, menjadi korban penipuan, dan berbagai dampak negatif lainnya.
Ayo Tingkatkan Literasi Digital
Literasi digital adalah keterampilan yang dapat dikembangkan oleh setiap orang. Kuncinya terletak pada niat individu untuk membaca dan menggali informasi dari berbagai sumber. Selain itu, hal ini perlu dijadikan kebiasaan agar informasi yang beredar di masyarakat tetap terjaga keasliannya dan keakuratannya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meningkatkan skill ini :
- Berpikir kritis terhadap segala informasi yang diterima
- Pelajari teknik dalam mencari informasi
- Pahami budaya digital ketika berinteraksi di internet
- Selalu waspada terhadap web, link, atau sesuatu yang beresiko terjadinya pencurian data, phising dan cyberbullying
- Belajar untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman
Kesimpulan
Literasi digital merupakan kemampuan penting yang melibatkan pengelolaan, pemahaman, dan pemanfaatan teknologi digital secara bijak dan tepat untuk mendukung berbagai tujuan kehidupan. Literasi digital terdiri dari empat pilar utama, yaitu keterampilan digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital, yang harus dimiliki oleh setiap individu agar dapat menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab. Minimnya literasi digital dapat menimbulkan dampak negatif seperti mudah terpengaruh berita hoaks, gangguan fokus belajar, dan kesulitan dalam menyaring informasi yang benar. Oleh karena itu, literasi digital harus terus ditingkatkan melalui sikap kritis, pembelajaran teknik pencarian informasi, pemahaman budaya dan etika digital, serta kewaspadaan terhadap risiko keamanan di dunia maya. Dengan demikian, literasi digital menjadi keterampilan krusial untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era modern yang serba digital.
Daftar Pustaka :
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d.). KBBI Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2024, 7 Februari). APJII: Jumlah pengguna internet Indonesia tembus 221 juta orang. https://apjii.or.id/berita/d/apjii-jumlah-pengguna-internet-indonesia-tembus-221-juta-orang
Isabella, I., Iriyani, A., & Lestari, D. P. (2023). Literasi Digital sebagai Upaya Membangun Karakter Masyarakat Digital. Jurnal Pemerintahan Dan Politik, 8(3), 167-172. Lestari, S., Nurmalisa, Y., & Mentari, A. (2024). Pengaruh Literasi Digital dan Minat Baca Terhadap Motivasi Belajar Generasi Z. Journal of Humanities Education Management Accounting and Transportation, 1(1), 22-30.