INOTANI: Sistem Irigasi Tetes Berbasis IoT dan Pengendalian Hama 

10 Januari 2025

Inovasi untuk mengatasi masalah ladang kering di Desa Sudagaran berhasil membawa Tim INOTANI memperoleh pendanaan dalam kegiatan Innovilage 2024. Tim ini dipimpin oleh Anisah Syifa Mustika Riyanto, seorang mahasiswi dari program studi S1 Teknik Informatika, dengan dua anggota yaitu Ibnu Rizal Mutaqim dan Yulia Rahman Pasaribu yang masing-masing berasal dari program studi S1 Teknik Informatika dan S1 Teknik Logistik. Tim ini juga dibimbing oleh Bapak Anggi Zafia, S.T., M.Eng.  

Setiap tahun, para petani di Desa Sudagaran hanya mampu melakukan satu kali panen padi. Hal ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh sumber air irigasi saat musim kemarau. Sumber air terdekat berasal dari sungai dan diambil menggunakan pompa listrik, namun cara ini dianggap kurang efisien karena biaya listrik yang tinggi memberatkan para petani. 

Para petani telah mencoba untuk mengganti tanaman padi dengan palawija. Namun, kebutuhan air untuk pengairan lahan tetap kurang, meskipun tanaman palawija dikenal memerlukan sedikit air. 

Tim INOTANI mengusulkan solusi dengan menghadirkan sistem irigasi tetes berbasis IoT sebagai pengganti metode irigasi konvensional. Sistem ini terbukti lebih efisien sehingga dapat mengurangi kerugian yang terjadi saat terjadi kekeringan. Selain itu, Tim INOTANI juga melengkapi perangkat tersebut dengan fitur pengendalian hama dan pemupukan, sehingga fungsinya menjadi lebih lengkap. Untuk mendukung penggunaan energi ramah lingkungan, proyek ini menggunakan tenaga dari panel surya.  

Beragam sensor, seperti sensor suhu dan kelembapan udara, dipasang pada perangkat ini untuk mempermudah pengumpulan data. Data yang terkumpul kemudian ditampilkan kepada para petani melalui aplikasi Blynk. Melalui aplikasi tersebut, para petani dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai sensor dan memantau kondisi ladang pertanian mereka secara real-time. 

Perangkat INOTANI ini dapat menjadi solusi bagi lahan yang mengalami kekeringan dan memiliki keterbatasan akses terhadap sumber air. Desa Sudagaran bisa menjadi contoh penerapan teknologi irigasi tetes yang kemudian bisa terus dikembangkan untuk digunakan pada berbagai lahan yang memiliki situasi serupa. Dengan cara ini, produktivitas pertanian di berbagai daerah bisa ditingkatkan dan kesejahteraan para petani bisa meningkat. 

Yuk, simak video berikut untuk melihat perjalanan teman – teman dalam mengembangkan proyek ini dengan penuh semangat dan dedikasi!

Secret Link