Responsif Kuliah Umum dan Sosialisasi Tugas Akhir

Kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan pada tanggal 21 Maret 2025 ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai proses pengerjaan Tugas Akhir kepada mahasiswa semester atas. Dalam acara ini, materi yang disampaikan dirancang untuk membantu mahasiswa yang masih merasa bingung dalam menentukan topik penelitian yang sesuai dengan minat dan bidang studi mereka. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan panduan secara rinci mengenai langkah-langkah, prosedur, serta persyaratan yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih percaya diri, terarah, dan siap menghadapi proses penyusunan Tugas Akhir secara sistematis dan efektif. Beberapa Mahasiswa Kesulitan Menentukan Topik Beberapa mahasiswa sering kali masih merasa bingung mengenai langkah awal yang perlu diambil untuk memulai penyusunan Tugas Akhir. Tidak jarang, ada mahasiswa yang belum menemukan pokok masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini dosen bisa memberikan beberapa saran untuk membantu mahasiswa dalam menentukan masalah yang akan dipilih. Pertama, mahasiswa disarankan untuk memilih masalah yang menarik minat mereka, karena hal ini akan meningkatkan motivasi saat menyelesaikan Tugas Akhir. Kedua, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan bersama dosen pembimbing sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Hal ini dapat membuat mereka dapat belajar dan mendapatkan pengalaman langsung dalam proses penelitian. Namun, penting untuk tidak memilih topik hanya berdasarkan kemudahan semata. Sebagai langkah tambahan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Setiap dosen pembimbing memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, sehingga mereka dapat membantu mahasiswa dalam menentukan topik penelitian yang tepat. Selain itu, pastikan bahwa topik yang dipilih mencakup nilai-nilai yang terkandung dalam SDGs. Teknis Tugas Akhir Pada sesi selanjutnya, akan dijabarkan teknis dari pembuatan Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dengan adanya 2 buah jalur untuk kelulusan yaitu dengan siding dan tanpa siding. Jalur tanpa sidang memiliki syarat seorang mahasiswa harus memiliki jurnal yang sudah di publish dengan tingkat minimal Sinta 3. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk memiliki dua dosen pembimbing untuk Tugas Besarnya. Pembimbing dibolehkan tunggal jika dosen yang dipilih sebagai pembimbing memiliki gelar Doktor dan menjabat sebagai Lektor. Mahasiswa juga harus memperhatikan kuota yang dimiliki oleh setiap pembimbing, dengan jumlah 20 orang mahasiswa untuk setiap pembimbing pertama. Ada empat skema untuk sidang tugas akhir, yaitu sidang non terjadwal, sidang terjadwal, sidang khusus, dan sidang pengganti. Sidang non terjadwal diadakan untuk mahasiswa yang mendaftar pada periode sidang. Sementara itu, sidang tugas akhir terjadwal dan sidang tugas akhir khusus dilaksanakan oleh program studi untuk mahasiswa yang berada dalam kondisi tertentu, seperti yang telah melewati batas semester studi.
Kuliah Umum Material Science

Kegiatan kali ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa kepada cabang ilmu Material Science. Pemateri, Ibu Dian Putri Hastuti, Ph.D., adalah seorang peneliti di National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) di Jepang. Dalam sesi ini, para peserta akan diajak untuk memahami konsep material science dan dampaknya terhadap dunia. Ilmu Material atau Material Science adalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur, sifat, pengolahan, dan kinerja berbagai jenis bahan. Bahan-bahan ini dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, termasuk logam, polimer, keramik, dan material komposit. Material dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya. Pertama, ada material yang dipilih berdasarkan sifat mekaniknya, seperti kekuatan dan kekerasan. Kedua, terdapat material yang digunakan berdasarkan sifat fisiknya, termasuk sifat magnetik, konduktivitas, dan isolasi. Dalam pengembangan material di bidang Ilmu Material, peneliti dihadapkan pada tantangan untuk melampaui batasan-batasan material yang ada saat ini, sehingga memungkinkan penemuan material baru. Terdapat berbagai bidang penelitian dalam Ilmu Material, mencakup aspek kinerja, proses, struktur, dan lainnya. Inovasi teknologi saat ini sangat bergantung pada penelitian dalam bidang Ilmu Material. Salah satu material baru yang dianggap sebagai terobosan signifikan adalah graphene. Graphene memiliki keunggulan dalam hal ketebalan, berat, dan kekuatan jika dibandingkan dengan baja. Bahkan, graphene memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan berlian. Salah satu kemajuan signifikan dalam ilmu material saat ini adalah inovasi dalam teknologi baterai. Baterai lithium berbasis nikel memiliki ketersediaan yang terbatas di alam. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan material baru untuk mengatasi masalah keterbatasan bahan baku baterai yang lebih melimpah. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan baterai lithium. Hal ini didukung oleh banyaknya sumber nikel yang tersedia di negara ini. Indonesia sendiri memiliki kesempatan besar dalam pengembangan baterai lithium berkat ketersediaan cadangan nikel yang melimpah, menyimpan hingga 23% dari total cadangan nikel dunia.
Apa itu Big Data?

Saat ini, informasi menjadi elemen yang sangat penting dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Berkat kemajuan teknologi, akses dan penyimpanan informasi menjadi semakin mudah dan efektif. Beragam informasi yang tersedia dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kategorinya. Kumpulan data yang beragam tersebut dikenal sebagai big data. Namun, apa sebenarnya kegunaan big data dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan manusia? Pengertian Data Sebelum kita mendalami topik tentang big data, penting untuk memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan data. Data adalah sekumpulan informasi yang mencakup berbagai fakta yang diperoleh melalui pengamatan atau penelitian. Proses pengumpulan data biasanya melibatkan metode tertentu yang bersumber dari berbagai referensi atau sumber informasi yang dapat dipercaya. Data dapat berupa angka, teks, gambar, atau bentuk lainnya, dan berfungsi sebagai dasar untuk analisis lebih lanjut. Dalam era digital saat ini, volume dan variasi data yang tersedia semakin meningkat, sehingga pemahaman tentang data menjadi sangat krusial dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, penelitian, dan teknologi informasi. Apa itu Big Data Big data, sesuai namanya yang berarti “besar,” merujuk pada kumpulan data yang mencakup data terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur yang terus berkembang seiring waktu. Kumpulan data ini memiliki volume dan variasi yang sangat beragam, sehingga sistem manajemen data tradisional sering kali kesulitan dalam mengelolanya. Big data digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pelatihan model kecerdasan buatan (AI), memprediksi tren bisnis, dan menganalisis kinerja perusahaan. Dengan kemampuan untuk mengolah informasi dalam skala besar, teknologi ini memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi pola dan wawasan yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan strategis. Selain itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempercepat laju pengumpulan data, menjadikan teknologi penyimpanan informasi ini semakin relevan dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan, finansial, dan pemasaran. Keberadaan big data juga mendorong inovasi dalam analisis dan pemrosesan informasi, yang pada gilirannya dapat menciptakan nilai tambah bagi bisnis dan masyarakat secara keseluruhan. Karakteristik Big Data Sebuah kumpulan data bisa disebut sebagai Big Data apabila memenuhi 5 karakteristik. 5 Karakteristik itu disebut dengan five V. Karakteristik tersebut diantaranya adalah Volume, Velocity, Variety, Veracity dan Value. Penjelasan lengkap dari karakteristik-karakteristik tersebut bisa dilihat pada list dibawah ini : 1. Volume Karakteristik pertama adalah volume, yang mengacu pada kapasitas data yang sangat besar. Big data ditandai dengan jumlah data yang jauh melampaui batas pengelolaan sistem tradisional. Data ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti media sosial, perangkat IoT (Internet of Things), transaksi digital, log sistem, hingga sensor industri. 2. Velocity Velocity, sebagai salah satu karakteristik utama big data, mencerminkan pentingnya kecepatan dalam menghasilkan, mengumpulkan, dan memproses data. Dalam era digital yang serba cepat, kemampuan untuk menangani aliran data secara real-time atau hampir real-time menjadi krusial bagi berbagai sektor, seperti keuangan, transportasi, dan teknologi. Kecepatan ini memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan dengan lebih cepat, meningkatkan efisiensi operasional, serta mendukung pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan informasi terkini. 3. Variety Karakteristik ketiga dari big data adalah variety, yang menunjukkan bahwa data yang terkandung memiliki beragam jenis dan format, termasuk data terstruktur seperti table dalam database, semi-terstruktur seperti file XML dan JSON, dan tidak terstruktur seperti file teks, audio dan video. Keberagaman ini menciptakan tantangan dalam pengolahan dan analisis, karena setiap jenis data memerlukan pendekatan yang berbeda untuk ekstraksi informasi yang efektif. Misalnya, data terstruktur dapat dianalisis dengan query SQL, sedangkan data tidak terstruktur mungkin memerlukan teknik pemrosesan bahasa alami atau algoritma pembelajaran mesin. Dengan memahami dan mengelola variety, organisasi dapat mengoptimalkan analisis data untuk menghasilkan wawasan yang lebih mendalam dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. 4. Veracity Veracity, sebagai salah satu karakteristik utama big data, mengacu pada tingkat keakuratan dan keandalan data yang terkumpul. Dalam konteks ini, tidak semua data dapat dianggap valid atau dipercaya sepenuhnya, sehingga proses validasi dan pembersihan menjadi penting untuk memastikan kualitas informasi. Ketidakakuratan data dapat menyebabkan kesalahan dalam analisis dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, organisasi perlu menerapkan teknik analisis yang mendalam serta algoritma deteksi anomali untuk meningkatkan kepercayaan terhadap data yang digunakan. 5. Value Karakteristik terakhir adalah value, yang mengacu pada sejauh mana data yang dikumpulkan memberikan manfaat dan kontribusi dalam pengambilan keputusan. Value menekankan pentingnya tidak hanya memiliki data dalam jumlah besar, tetapi juga memastikan bahwa data tersebut dapat memberikan wawasan yang relevan dan berharga bagi organisasi. Data yang memiliki value tinggi dapat membantu dalam mengidentifikasi tren, memahami perilaku pelanggan, serta memprediksi hasil di masa depan. Oleh karena itu, organisasi perlu fokus tidak hanya pada pengumpulan data, tetapi juga pada analisis dan penerjemahan data tersebut menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti. Manfaat Penggunaan Big Data Dengan memanfaatkan big data, baik perusahaan ataupun organisasi dapat meraih berbagai keuntungan. Beberapa manfaat tersebut meliputi: a. Membantu Membuat Keputusan Dengan berbagai informasi yang telah dikumpulkan dalam big data, pemilik data tersebut dapat membuat keputusan berdasarkan kondisi yang ada secara real-time. Hal ini memungkinkan keputusan yang diambil bersifat faktual dan lebih tepat. b. Efisiensi Kinerja Data yang terkandung dalam big data dapat membantu pemilik usaha dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan selama periode tertentu. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai momen untuk melakukan perubahan, sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih efisien dan efektif. Selain itu, dengan memanfaatkan informasi yang ada, pemilik usaha juga dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk memperoleh informasi. c. Identifikasi Ancaman lebih Cepat Big data adalah sekumpulan informasi yang diperoleh melalui berbagai metode pengumpulan. Data yang disimpan terdiri dari beragam jenis dan memiliki volume yang sangat besar. Untuk memastikan keandalan informasi tersebut, penting untuk selalu menjaga keakuratan data. Penggunaan big data dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu individu dan organisasi menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, analisis informasi juga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, memprediksi tren, dan mengidentifikasi peluang baru, sehingga memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan. Kesimpulan Big data adalah sekumpulan informasi yang diperoleh melalui berbagai metode pengumpulan. Data yang terkandung dalam big data terdiri dari beragam jenis dan memiliki volume yang sangat besar. Untuk memastikan keandalan informasi tersebut, penting untuk selalu menjaga keakuratan data. Penggunaan big data dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu individu dan organisasi menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, analisis big data juga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, memprediksi tren, dan mengidentifikasi peluang baru, sehingga memberikan keuntungan
Repository : Pengertian dan Cara Memilih Git atau Github

Halo Sobat Informatics!!! Repository adalah istilah yang umum digunakan dalam dunia teknologi informasi, merujuk pada tempat penyimpanan di mana data dan informasi dikelola. Dalam konteks pengembangan perangkat lunak, repository berfungsi sebagai platform untuk menyimpan kode program, dokumen, dan file-file terkait proyek. Ini memungkinkan para developer untuk melacak perubahan, berkolaborasi dengan tim, serta mengelola versi kode secara efisien. Baca Juga : Software yang Sering Digunakan oleh Anak Programmer Pengertian Repository Repository adalah media penyimpanan terpusat yang digunakan untuk menyimpan dan mengelola file proyek, termasuk source code dan dokumen pendukung. Dalam pengembangan perangkat lunak, repository membantu pengembang melacak perubahan yang dilakukan pada kode, memperbaiki kesalahan, serta mengurangi risiko kehilangan data. Dengan adanya repository, proses pengelolaan proyek menjadi lebih efisien dan kolaborasi antar anggota tim dapat dilakukan dengan lebih mudah. Untuk membuat repository, pengembang biasanya memanfaatkan beberapa platform. Platform tersebut diantaranya Git, yang merupakan sistem kontrol versi yang memungkinkan pengelolaan perubahan kode secara efisien. Serta ada GitHub, sebuah platform berbasis cloud yang dibangun di atas Git dan menyediakan fitur tambahan untuk kolaborasi. Selain itu, repository juga berperan penting dalam menjaga integritas data proyek dan mendukung pengembangan perangkat lunak secara terorganisir. Repository Local dan Cloud Sebuah repository dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu lokal dan cloud. Repository lokal berfungsi sebagai cadangan data proyek di perangkat pengembang, menyimpan file meskipun tidak terhubung ke internet. Untuk menggunakan dalam bentuk lokal, pengembang perlu mengunduh aplikasi tambahan seperti Git. Git merupakan software sistem kontrol versi (VCS) yang menyimpan catatan setiap perubahan yang terjadi pada proyek. Di sisi lain, repository cloud berfungsi sebagai media penyimpanan yang dapat diakses dari perangkat mana pun. Bentuk cloud juga memberikan keamanan yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan kehilangan data. Platform yang umum digunakan untuk membuat dan mengelola project dalam bentuk cloud adalah GitHub. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan catatan perubahan proyek, GitHub juga menjadi jembatan antara pengembang untuk berkolaborasi dalam proyek bersama. Manfaat Menggunakan Repository 1. Sebagai Version Control System Version Control System adalah fitur utama untuk mencatat setiap perubahan yang terjadi pada proyek. Fitur ini memungkinkan seorang developer untuk memantau perkembangan proyek secara menyeluruh. Dengan adanya komentar yang ditambahkan pada setiap perubahan, developer dapat dengan mudah mengidentifikasi bagian mana dari kode yang perlu diperiksa atau diperbaiki ketika terjadi kesalahan. Selain itu, kemampuan untuk melihat riwayat perubahan juga membantu dalam memahami keputusan yang diambil selama pengembangan, sehingga memudahkan kolaborasi antar anggota tim. Dengan demikian, fitur pencatatan perubahan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam debugging, tetapi juga memperkuat komunikasi dan transparansi dalam proses pengembangan perangkat lunak. 2. Mempermudah Melakukan Kolaborasi Repository, terutama yang berbasis cloud, sangat memudahkan developer dalam berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa semua proyek yang dikerjakan disimpan di satu lokasi yang sama, sehingga setiap anggota tim dapat mengakses dan berkontribusi pada kode secara bersamaan. Fitur merge yang tersedia dalam repository cloud memungkinkan beberapa developer untuk menggabungkan bagian-bagian proyek yang telah dikerjakan secara terpisah dengan mudah dan efisien. Selain itu, fitur ini juga membantu mengurangi konflik yang mungkin terjadi ketika beberapa orang bekerja pada file yang sama, karena sistem dapat secara otomatis mengidentifikasi dan menyelesaikan perbedaan antara versi kode. Dengan demikian, penggunaan repository cloud tidak hanya meningkatkan produktivitas tim, tetapi juga memperkuat kerja sama dan komunikasi antar developer dalam mencapai tujuan proyek bersama. 3. Media Back Up Project Repository berfungsi sebagai media cadangan untuk setiap proyek yang telah dikerjakan, terutama pada platform penyimpanan berbasis cloud. Dengan menyimpan data proyek di internet, informasi tersebut tetap aman meskipun terjadi masalah pada komputer lokal milik developer. Keuntungan ini sangat penting, karena kehilangan data dapat mengakibatkan kerugian besar dalam pengembangan perangkat lunak. Selain itu, penyimpanan cloud juga memungkinkan akses yang lebih fleksibel, sehingga developer dapat bekerja dari berbagai perangkat dan lokasi tanpa khawatir kehilangan progres proyek. 4. Manajemen Konflik Saat mengerjakan suatu proyek, seorang developer sering kali menghadapi masalah pada kode yang sedang mereka kembangkan, dan terkadang mereka merasa bingung saat mencoba memperbaikinya, terutama ketika berhadapan dengan baris kode yang panjang. Dengan adanya repository, developer memiliki kemampuan untuk mengembalikan kode ke versi sebelumnya, di mana fungsi yang bermasalah belum ditambahkan, asalkan mereka telah menyimpan catatan perubahan sebelumnya. Fitur ini sangat berguna dalam proses debugging, karena memungkinkan developer untuk kembali ke titik di mana semuanya berfungsi dengan baik tanpa harus menghapus atau menulis ulang kode secara manual. Selain itu, kemampuan untuk melihat riwayat perubahan juga membantu developer memahami apa yang telah dilakukan sebelumnya dan mengidentifikasi potensi penyebab masalah. Dengan demikian, repository tidak hanya berfungsi sebagai alat penyimpanan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pengembangan perangkat lunak. 5. Sarana Membagikan Project Repository berbasis cloud dapat berfungsi sebagai sarana untuk membagikan proyek kepada orang lain. GitHub adalah salah satu platform repository yang menawarkan fitur ini, memungkinkan developer untuk membagikan proyek mereka dengan mudah. Di GitHub, pengguna dapat mengatur akses proyek, baik kepada individu tertentu maupun kepada publik, tergantung pada pengaturan yang ditentukan, apakah proyek tersebut bersifat privat atau publik. Dengan demikian, developer dapat memilih untuk menjaga kerahasiaan proyek mereka atau membuka akses bagi semua orang, sehingga memfasilitasi kolaborasi dan umpan balik dari komunitas. Selain itu, fitur ini juga memungkinkan developer untuk berkontribusi pada proyek open-source, memperluas jaringan profesional mereka dan meningkatkan keterampilan melalui kolaborasi dengan pengembang lain di seluruh dunia. Kesimpulan Repository merupakan elemen penting dalam pengembangan proyek, karena dengan memanfaatkan repository, developer dapat mengurangi risiko kehilangan data dan mengatasi masalah yang muncul pada kode. Selain itu, repository juga mendukung kolaborasi antara developer, memungkinkan mereka untuk bekerja sama secara efisien dalam satu proyek. Terdapat berbagai platform yang dapat digunakan untuk memanfaatkan fitur repository, seperti Git untuk pengelolaan lokal dan GitHub untuk penyimpanan berbasis cloud. Dengan menggunakan Git, developer dapat melakukan kontrol versi secara efektif di mesin lokal mereka, sedangkan GitHub menawarkan kemudahan akses dan berbagi proyek secara online. Fitur-fitur seperti pelacakan perubahan, pengelolaan versi, dan kemampuan untuk melakukan kolaborasi antar tim menjadikan repository sebagai alat yang sangat berharga dalam memastikan keberhasilan dan efisiensi dalam pengembangan perangkat lunak. Sumber :
Lima Project Menarik Untuk Mengasah Skill Coding

Halo sobat Informatics! Di tengah liburan panjang ini, apa saja yang sudah kalian lakukan? Mungkin ada yang sudah berlibur bersama keluarga, atau mungkin ada yang bingung tidak tahu harus melakukan apa di rumah. Daripada hanya berdiam diri, lebih baik tingkatkan keterampilan coding kalian! Banyak project menarik yang bisa kalian kerjakan untuk melatih kemampuan coding. Dengan mengerjakan project, kalian tidak hanya akan meningkatkan kemampuan mengetik kode, tetapi juga mengasah keterampilan pemecahan masalah dan kreativitas. Selain itu, project yang kalian buat bisa menjadi portofolio yang berguna di masa depan. Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini untuk belajar sambil bersenang-senang! Lima project coding menarik yang bisa kalian coba selama liburan diantaranya adalah kalkulator sederhana, aplikasi cafe dengan CLI, to-do-list, website portofolio, dan aplikasi e-commerce. Yuk kita bahas satu-persatu !! 1. Kalkulator Sederhana Project kalkulator sederhana adalah salah satu project yang wajib ada dalam setiap kurikulum pembelajaran bahasa pemrograman dasar. Project ini dirancang untuk membantu kalian memahami konsep percabangan (conditional statements) secara lebih mendalam, seperti if-else atau switch-case, yang merupakan elemen penting dalam logika pemrograman. Selain itu, kalian juga akan belajar mengenali berbagai tipe data pada setiap variabel, misalnya integer, float, atau string, serta bagaimana cara mengelola input dan output dari pengguna. Dengan project ini, kalian dapat memahami bagaimana sebuah program memproses data dan menghasilkan hasil yang sesuai. Tidak hanya itu, project kalkulator sederhana juga melatih keterampilan kalian dalam membuat program yang interaktif dan fungsional. Kalian bisa mulai dengan fitur dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Setelah itu, kalian dapat mengembangkan project ini menjadi lebih kompleks dengan menambahkan fitur seperti perhitungan eksponensial, akar kuadrat, atau bahkan validasi input untuk memastikan pengguna hanya memasukkan angka yang valid. Dengan menyelesaikan project ini, kalian tidak hanya membangun logika pemrograman tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga dalam menyusun kode yang rapi dan efisien. 2. Aplikasi Cafe dengan CLI Selanjutnya, ada project untuk membuat aplikasi kafe. Dalam project kali ini, tujuan kalian adalah mengembangkan sebuah sistem yang mengelola proses pemesanan menu di kafe. Sistem ini harus mampu menampilkan daftar menu yang tersedia, sehingga pengunjung dapat dengan mudah memilih makanan dan minuman yang mereka inginkan. Selain itu, jika total harga dari pesanan mencapai target tertentu, pengunjung akan mendapatkan diskon sebesar 20%. Namun, jika total harga pesanan kurang dari target tersebut, maka pengunjung tidak akan menerima potongan diskon. Project aplikasi kafe ini dirancang sebagai Command Line Interface (CLI), sehingga kalian akan berfokus pada logika pemrograman dan interaksi pengguna melalui teks. Kalian dapat mulai dengan mendefinisikan menu dan harga setiap item, lalu membuat fungsi untuk menghitung total harga pesanan. Selanjutnya, tambahkan logika untuk mengecek apakah total harga memenuhi syarat untuk mendapatkan diskon. 3. To-Do-List Langkah selanjutnya, kalian bisa mulai membuat aplikasi To-Do List sederhana. Untuk project ini, bahasa pemrograman yang dapat digunakan antara lain HTML, CSS, dan JavaScript. Melalui project ini, kalian akan melatih kemampuan dalam menciptakan tampilan yang menarik serta mengimplementasikan logika untuk menambah, mengedit, dan menghapus data. Selain itu, kalian juga akan mulai menggunakan tipe data array atau list, sehingga memungkinkan penyimpanan lebih dari satu item dalam daftar. Project To-Do List ini tidak hanya akan meningkatkan keterampilan coding kalian, tetapi juga membantu kalian memahami konsep dasar pengelolaan data dan interaksi pengguna. Untuk memulai, kalian bisa membuat daftar tugas sederhana yang ditampilkan dalam bentuk list menggunakan elemen HTML seperti <ul> atau <ol>. Dengan JavaScript, kalian bisa menambahkan fungsi untuk menambahkan tugas baru ke dalam list, menandai tugas yang sudah selesai dengan efek visual seperti coretan teks (menggunakan CSS), atau menghapus tugas dari daftar. Selain itu, kalian juga bisa menambahkan fitur pengurutan (sorting) untuk mengatur daftar berdasarkan prioritas atau waktu penambahan. Project ini juga memberikan kesempatan untuk melatih penggunaan event listener di JavaScript, seperti menangani klik tombol “Tambah”, “Hapus”, atau “Selesai”. Kalian juga dapat belajar bagaimana memanipulasi elemen DOM (Document Object Model) secara dinamis untuk memperbarui tampilan aplikasi sesuai dengan perubahan data. Dengan menyelesaikan project ini, kalian akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana membangun aplikasi berbasis web yang interaktif dan berguna. 4. Website Portfolio Untuk memperdalam pemahaman kalian tentang pengembangan website, cobalah untuk membangun tampilan website sederhana seperti portfolio. Namun, berbeda dengan project To-Do List sebelumnya, kali ini gunakanlah framework untuk membuat website portfolio ini. Dengan menggunakan framework seperti Laravel, React, atau Vue, kalian dapat mulai membiasakan diri dengan alat-alat yang akan mempermudah project-project kalian di masa depan. Ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk mempelajari konsep-konsep baru dalam pengembangan web. Dalam project ini, fokuslah pada pembuatan tampilan yang menarik dan fungsional. Kalian dapat menampilkan berbagai proyek yang telah dikerjakan, menambahkan deskripsi singkat, serta menyertakan gambar atau tautan ke proyek tersebut. Selain itu, pastikan untuk menciptakan navigasi yang intuitif agar pengunjung dapat dengan mudah menjelajahi portfolio kalian. Dengan menyelesaikan project ini, tidak hanya keterampilan coding kalian yang akan meningkat, tetapi juga kreativitas dalam mendesain tampilan website yang sederhana namun menarik perhatian. Kalian bisa bereksperimen dengan elemen desain seperti warna, tipografi, dan layout untuk menciptakan pengalaman pengguna yang menyenangkan. 5. Aplikasi E-Commerce Dengan menggunakan materi yang telah kalian pelajari sebelumnya, project ini bertujuan untuk menciptakan sebuah situs yang menampilkan produk kepada pelanggan dengan tampilan visual yang menarik dan antarmuka yang mudah digunakan. Website ini akan memanfaatkan berbagai logika pemrograman untuk mengimplementasikan berbagai fitur, seperti sistem keranjang belanja, proses checkout, dan pengelolaan akun pengguna. Dalam project ini, kalian akan belajar bagaimana mengintegrasikan berbagai elemen, mulai dari menampilkan daftar produk hingga menangani transaksi secara online. Kalian juga dapat menambahkan fitur pencarian dan filter untuk memudahkan pengguna menemukan produk yang mereka inginkan. Selain itu, pada project ini kamu juga akan mulai mempelajari bagaimana cara untuk mengambil dan mengelola data dari database. Sebagai langkah awal dalam pengembangan website e-commerce, disarankan untuk merancang aplikasi menggunakan berbagai jenis diagram UML (Unified Modeling Language). Dengan menggunakan diagram seperti Use Case Diagram, Class Diagram, dan Sequence Diagram, proses pembuatan website akan menjadi lebih terstruktur dan fitur-fitur yang akan disediakan dapat dicatat dengan lebih mudah. Framework adalah alat yang memudahkan pengembang dalam membangun aplikasi, termasuk website e-commerce. Untuk frontend, kamu bisa menggunakan React, Vue, atau Angular, yang memungkinkan pembuatan antarmuka pengguna yang interaktif. Bootstrap dan Tailwind CSS dapat digunakan untuk
Alan Turing: Bapak Kecerdasan Buatan dan Pionir Pemrograman Komputer

Dalam kehidupan abad ke-21, manusia semakin berinteraksi dengan kecerdasan buatan (AI) seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Aksesibilitas fitur-fitur AI seperti ChatGPT, Perplexity, dan Blackbox kini lebih mudah bagi masyarakat umum. Namun, tahukah Anda bahwa ide dasar untuk pengembangan AI ini berasal dari Alan Turing? Turing adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang menciptakan konsep kecerdasan buatan yang menjadi fondasi bagi perkembangan AI modern. Jadi, siapa sebenarnya Alan Turing ini dan apa pencapaian yang dia raih sehingga disebut sebagai bapak kecerdasan buatan? Alan Turing adalah seorang pemuda yang lahir pada 23 Juni 1912 di London, Inggris. Ia merupakan seorang ilmuwan di bidang matematika dan komputer yang memberikan banyak kontribusi besar dalam bidang matematika, kriptografi, dan komputasi. Salah satu pencapaian paling berpengaruhnya adalah keberhasilannya dalam memecahkan kode Enigma yang digunakan oleh tentara Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Berkat prestasinya dalam menguraikan kode Enigma, Sekutu mampu memblokir komunikasi yang dilakukan oleh Jerman dan menghambat strategi militer mereka. Masa Muda dan Pendidikan Alan Turing memasuki pendidikan tinggi di Universitas Cambridge untuk mengambil studi matematika dari tahun 1931 hingga 1934, sebelum melanjutkan studi untuk meraih gelar Ph.D. di Princeton University. Selama masa kuliahnya, Turing berhasil mengembangkan konsep untuk komputer modern yang dikenal sebagai “Mesin Universal Turing.” Konsep mesin ini dijelaskan dalam makalahnya yang berjudul “On Computable Numbers, with An Application to the Entscheidungsproblem.” Dalam makalah tersebut, Turing menjelaskan bahwa mesin universal dapat membaca rangkaian angka biner (0 dan 1) untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika. Karya ini menjadi salah satu landasan penting dalam pengembangan ilmu komputer. Karir di Masa Perang Pada masa Perang Dunia II, Alan Turing ditugaskan oleh pemerintah Inggris untuk bergabung dengan unit pemecah kode di Bletchley Park. Di sana, ia diberikan tanggung jawab penting untuk memecahkan kode mesin Enigma, yang digunakan oleh tentara Jerman untuk mengirimkan informasi secara rahasia. Kode mesin Enigma terkenal sangat rumit dan sulit dipecahkan karena strukturnya yang selalu berubah-ubah, dengan kombinasi yang dapat mencapai miliaran kemungkinan. Keberhasilan Turing dan timnya dalam menguraikan kode ini menjadi salah satu faktor kunci yang membantu Sekutu meraih kemenangan dalam perang. Pada awalnya, Sekutu menggunakan mesin pemecah kode yang dikenal sebagai Bomba untuk memecahkan kode, namun karena adanya perubahan dalam prosedur operasi tentara Jerman, mesin tersebut menjadi tidak efektif. Akibatnya, sekitar tahun 1939-1940, Alan Turing dan rekan-rekannya mengembangkan mesin baru yang dinamakan Bombe. Selain menciptakan mesin ini, Turing juga menemukan metode baru untuk memecahkan kode Enigma yang kemudian disebut “Tunny” oleh pemerintah Inggris. Inovasi ini sangat penting dalam upaya Sekutu untuk mengatasi komunikasi rahasia Jerman. Keberhasilan Alan Turing dalam memecahkan kode Enigma mengantarkannya pada penghargaan sebagai Officer of the Most Excellent Order of the British Empire (OBE). Penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan tertinggi kedua setelah Knight Commander, yang diberikan khusus kepada warga Britania Raya yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi negara mereka. Kehidupan Setelah Perang Dunia Usai Setelah Perang Dunia II, Alan Turing melanjutkan karirnya di National Physical Laboratory (NPL) di London dengan tujuan mengembangkan komputer. Di NPL, Turing merancang sebuah komputer yang dikenal sebagai Automatic Computer Engine (ACE). ACE menawarkan berbagai keunggulan, termasuk kapasitas memori yang lebih besar dan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan komputer awal lainnya. Sebagian besar rekan tim Turing di NPL menganggap bahwa desain ACE terlalu kompleks dan sulit untuk direalisasikan. Akibatnya, mereka memutuskan untuk membuat komputer dengan spesifikasi yang lebih rendah daripada ACE, yang akhirnya mengalami kekalahan dalam perlombaan untuk menciptakan komputer digital dengan penyimpanan program pertama di dunia. Kekalahan ini sangat mengecewakan Turing, yang telah berinvestasi banyak waktu dan usaha dalam proyek tersebut. Untuk mengatasi rasa kekecewaannya, ia kemudian bergabung sebagai anggota sekaligus wakil direktur di Computing Machine Laboratory, Royal Society of London yang terletak di Universitas Manchester. Di sana, Turing terus berkontribusi pada pengembangan teknologi komputer dan penelitian ilmiah lainnya. Di Manchester, Alan Turing mengembangkan komputer beserta sistem input-output dan pemrogramannya. Pada tahun 1951, ia berhasil menciptakan sistem pemrograman yang dapat dijalankan pada Ferranti Mark I, yang merupakan komputer digital elektronik pertama yang tersedia secara komersial. Ferranti Mark I dikenal sebagai Manchester Electronic Computer dan merupakan versi komersial dari Manchester Mark I yang sebelumnya dikembangkan di Universitas Manchester. Mesin ini tidak hanya menandai kemajuan dalam teknologi komputer, tetapi juga menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pemrograman komputer. Turing memiliki hipotesis bahwa cara kerja otak manusia mirip dengan mesin komputasi digital. Ketika manusia dilahirkan, otak mereka belum memiliki banyak informasi dan kemampuan berpikirnya masih terbatas. Namun, melalui berbagai pengalaman, pendidikan, dan pelatihan, otak manusia mampu menyimpan beragam informasi dan mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang rumit dan kompleks. Turing berpendapat bahwa proses pembelajaran ini dapat dianalogikan dengan cara komputer diprogram untuk menyelesaikan tugas tertentu, sehingga membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang kecerdasan buatan dan potensi mesin untuk meniru fungsi kognitif manusia. Dengan hipotesis tersebut, Turing mengembangkan suatu metode untuk menentukan apakah sebuah komputer benar-benar cerdas atau tidak. Metode ini dikenal sebagai Tes Turing, yang hingga saat ini masih terus dikembangkan untuk meningkatkan sistem kecerdasan buatan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan mesin dalam meniru perilaku manusia dalam berkomunikasi, sehingga dapat memberikan gambaran tentang tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh komputer. Kehidupan di Akhir Hayat Pada tahun 1952, Alan Turing ditangkap karena terlibat dalam tindakan homoseksualitas, yang pada saat itu dianggap sebagai kejahatan di Inggris dan dapat dikenakan hukuman pidana. Turing diberikan dua pilihan hukuman: penjara atau kebiri kimia. Ia memilih untuk menjalani hukuman kebiri kimia sebagai alternatif dari penjara. Keputusan ini diambil sebagai sanksi atas perilakunya yang dianggap menyimpang, dan proses tersebut memberikan dampak besar pada kehidupannya. Karena memiliki catatan kriminal, izin keamanan Turing dicabut oleh pemerintah Inggris, sehingga keamanannya tidak lagi dapat dijamin. Akibat dari catatan kriminal tersebut, ia juga dilarang untuk kembali bekerja di Government Communications Headquarters (GCHQ), lembaga pemecahan kode Inggris yang dibentuk setelah perang. Kembali ke kehidupan Turing di Manchester, ia menghabiskan sisa karirnya untuk mengembangkan kecerdasan buatan. Selain itu, Turing juga sempat menerbitkan karyanya yang berjudul “The Chemical Basis of Morphogenesis,” yang menjelaskan tentang perkembangan bentuk dan pola pada makhluk hidup. Karya ini menunjukkan minatnya yang luas, tidak hanya dalam bidang komputer tetapi juga dalam biologi matematik, dan
7 Mitos Dalam Dunia Pemrograman

Saat kalian memulai perjalanan dalam dunia coding, mungkin kalian pernah mendengar orang mengatakan bahwa pemrograman itu sulit dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang sangat pintar. Namun, apakah benar demikian? Sebenarnya, dunia pemrograman jauh lebih luas dan beragam dari yang kita bayangkan, dan pandangan seperti itu belum tentu benar adanya. Berikut adalah beberapa mitos umum yang sering muncul ketika seseorang mempertimbangkan untuk belajar coding atau menjadi seorang programmer: 1. Harus Jago Dalam Matematika Untuk Bisa Melakukan Coding Salah satu mitos yang umum beredar di masyarakat adalah bahwa untuk menjadi seorang programmer, seseorang harus sangat mahir dalam matematika. Karena coding memang memerlukan pemahaman logika yang baik, banyak orang beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki keahlian tinggi dalam matematika yang dapat melakukan coding. Faktanya saat seorang programmer membuat program, mereka lebih sering berinteraksi dengan bahasa pemrograman daripada dengan rumus matematika. Meskipun demikian, bukan berarti matematika bisa diabaikan oleh seorang programmer. Coding tetap memerlukan pemahaman logika, dan konsep-konsep dalam matematika sangat berguna untuk mendukung aspek logis dalam penulisan perintah. 2. Orang yang melakukan coding harus memiliki IQ tinggi Banyak yang beranggapan bahwa coding hanya bisa dilakukan oleh orang jenius atau orang dengan IQ tinggi. Anggapan ini berdasar karena coding dipandang sebagai hal yang memerlukan logika tinggi dan sistemnya yang terlihat kompleks. Faktanya coding merupakan hal yang bisa dilakukan oleh seluruh kalangan tanpa memandang tingkat kepintaran seseorang. Ketika melakukan coding hal yang paling penting merupakan ketekunan dan kesabarn dalam mempelajari hal baru. Karena dalam dunia pemrograman seseorang membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa menguasai salah satu bidangnya. Dan hal ini hanya bisa diraih oleh orang yang memiliki ketekunan dan kesabaran yang tinggi. 3. Harus Memiliki Gelar Sarjana Mitos pemgroman yang kerap muncul saat ingin menjadi seorang programmer adalah seorang programmer harus memiliki gelar sarjana. Namun, kenyataannya, ilmu pemrograman tidak hanya bisa diperoleh di perguruan tinggi. Di era digital saat ini, kita dapat dengan mudah menemukan berbagai sumber pembelajaran coding di internet. Berbagai platform menyediakan materi yang bermanfaat, mulai dari buku dan artikel hingga video tutorial dan kursus online yang interaktif. Metode pembelajaran ini semakin beragam dan dapat diakses oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang pendidikan formal. Semua ini menunjukkan bahwa anggapan bahwa seseorang harus menyelesaikan studi di perguruan tinggi untuk menjadi programmer adalah sebuah mitos yang tidak berdasar. Dengan tekad dan sumber daya yang tepat, siapa pun bisa belajar coding dan memasuki dunia pemrograman. 4. Sia-Sia untuk Mempelajari Coding Pada Perguruan Tinggi Meskipun kita menyadari bahwa untuk menjadi seorang programmer tidak harus lulus dari perguruan tinggi, bukan berarti bahwa memasuki perguruan tinggi untuk mempelajari pemrograman adalah hal yang sia-sia. Dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, seseorang dapat memperoleh berbagai manfaat yang signifikan. Salah satunya adalah sistem kurikulum yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam belajar secara mandiri. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan dengan teman-teman sekelas yang dapat membantu selama proses belajar, serta mendapatkan bimbingan dari mentor yang dapat memberikan arahan ketika menghadapi kebingungan dalam materi tertentu. Lebih dari itu, pengalaman di perguruan tinggi sering kali memberikan akses ke proyek kolaboratif, seminar, dan jaringan profesional yang dapat membuka peluang karier di masa depan. Dengan demikian, meskipun pendidikan formal bukan satu-satunya jalan untuk menjadi programmer, kehadiran di perguruan tinggi dapat menjadi langkah berharga dalam perjalanan belajar dan pengembangan keterampilan seseorang. 5. Usia Masih di Bawah 17 Tahun Beberapa orang beranggapan bahwa mereka belum siap untuk mempelajari pemrograman karena masih dianggap di bawah umur (17 tahun). Namun, kenyataannya, dasar-dasar coding merupakan hal yang baik untuk diajarkan kepada anak-anak, bahkan sejak usia muda. Pemahaman logika yang terdapat dalam coding dapat membantu anak-anak dalam menyelesaikan berbagai masalah dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Selain itu, saat ini sudah banyak tersedia media pembelajaran coding yang dirancang lebih sederhana dan menarik bagi anak-anak. Salah satu contohnya adalah Scratch, sebuah platform yang memungkinkan anak-anak untuk belajar pemrograman dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Dengan menggunakan alat seperti Scratch, anak-anak dapat menciptakan proyek mereka sendiri, seperti permainan atau animasi, yang tidak hanya mengajarkan mereka tentang coding, tetapi juga mendorong kreativitas dan imajinasi. Oleh karena itu, semakin dini anak-anak dikenalkan pada konsep pemrograman, semakin besar peluang mereka untuk mengembangkan keterampilan teknis yang akan berguna di masa depan. 6. Alat yang Digunakan Harus Mahal Banyak orang beranggapan bahwa untuk melakukan coding, diperlukan peralatan dengan harga yang mahal. Namun, kenyataannya, untuk membuat aplikasi sederhana, sebuah laptop atau komputer biasa yang digunakan sehari-hari sudah cukup memadai. Bagi pemula yang ingin belajar pemrograman, tidak perlu berinvestasi dalam perangkat keras yang canggih atau mahal. Komputer dengan spesifikasi standar dapat menjalankan berbagai bahasa pemrograman dan alat pengembangan yang diperlukan untuk menciptakan aplikasi dasar. Misalnya, banyak editor teks dan lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) yang ringan dan dapat diunduh secara gratis, sehingga memungkinkan siapa pun untuk mulai belajar tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Selain itu, dengan kemajuan teknologi cloud, banyak platform pengembangan kini dapat diakses secara online, mengurangi kebutuhan akan perangkat keras yang kuat. Ini berarti bahwa seseorang bisa mulai belajar coding hanya dengan menggunakan perangkat yang mereka miliki saat ini. Dengan demikian, anggapan bahwa coding hanya bisa dilakukan dengan peralatan mahal merupakan mitos yang perlu diluruskan. Siapa pun dapat memulai perjalanan mereka dalam dunia pemrograman tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk perangkat keras. 7. Semua Syntax Harus Dihafal Salah satu mitos yang sering membuat orang berpikir bahwa coding hanya untuk orang-orang jenius adalah anggapan bahwa setiap sintaks dalam pemrograman harus dihafal. Banyak pemula yang belajar pemrograman merasa terbebani dengan ide bahwa mereka harus mengingat semua detail sintaks. Namun, kenyataannya, saat melakukan coding, yang lebih penting adalah memahami logika pemrograman dan cara menerapkannya dalam bahasa pemrograman yang digunakan. Dengan semakin beragamnya bahasa pemrograman yang tersedia dan pesatnya perkembangan teknologi, seorang programmer dituntut untuk terus beradaptasi dengan lingkungan dan alat baru. Oleh karena itu, saat mempelajari bahasa pemrograman, fokus utama seharusnya adalah pada pemahaman konsep dan logika di balik pemrograman, bukan sekadar menghafal setiap sintaks yang ada. Selain itu, banyak sumber daya dan alat bantu yang dapat membantu programmer dalam menulis kode tanpa harus menghafal semuanya. Misalnya, dokumentasi online, forum komunitas, dan
Panduan Memilih Bahasa Pemrograman Terbaik untuk Pemula

Hi Sobat informatics! Jika sobat sedang mencari bahasa pemrograman yang paling sesuai untuk dipelajari, kalian tidak sendirian. Banyak orang yang baru memasuki dunia pemrograman sering merasa bingung dalam menentukan bahasa mana yang harus dipelajari terlebih dahulu. Menurut TestGorilla, saat ini terdapat sekitar 8.000 bahasa pemrograman. Namun, kalian tidak perlu khawatir; sebagai langkah awal kita bisa memilih salah satu bahasa yang relevan dengan bidang yang kita minati dan bermanfaat untuk digunakan. Artikel ini akan memberikan berbagai tips dan saran mengenai bahasa pemrograman yang sebaiknya kita pelajari saat memulai perjalanan coding. Apa Itu Bahasa Pemrograman? Bahasa pemrograman adalah alat atau instruksi yang digunakan oleh individu untuk memberikan perintah kepada mesin. Bahasa ini diperlukan untuk mempermudah manusia dalam berkomunikasi dengan mesin, karena pada dasarnya, mesin hanya dapat memahami kode biner. Jika manusia harus memberikan perintah langsung kepada mesin menggunakan kode biner, hal itu akan sangat sulit. Oleh karena itu, bahasa pemrograman hadir sebagai penghubung yang menerjemahkan berbagai perintah dari bahasa manusia ke dalam bahasa mesin. Untuk lebih memahami pengertian bahasa pemrograman, yuk cari tahu disini “Bahasa Pemrograman Pengertian, Sejarah, Kategori dan Kriteria Memilih” Kenapa Seseorang Perlu Memilih Bahasa Pemrograman yang Tepat Bagi individu yang baru akan memulai perjalanan belajar pemrograman, memilih bahasa pemrograman yang tepat merupakan langkah awal yang sangat penting. Dengan memilih bahasa yang sesuai, proses pembelajaran akan menjadi lebih mudah dan akan lebih mampu membangun fondasi yang kuat untuk menguasai dunia pemrograman. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan : Bahasa Pemrograman untuk Pemula Seperti yang telah dibahas di sub-bab sebelumnya, seorang programmer pemula perlu menentukan bahasa pemrograman yang tepat untuk digunakan sebagai media pembelajaran sesuai dengan bidang yang ingin difokuskan. Berikut adalah beberapa bahasa yang dapat dipilih oleh seseorang saat mulai belajar coding sesuai dengan bidang fokusnya: 1. Web developer HTML digunakan untuk membangun struktur situs web, sementara CSS mengatur tampilan visualnya. HTML berisi tag untuk elemen-elemen dasar, dan CSS memperindah elemen-elemen tersebut dengan mengatur warna, font, dan tata letak. CSS bisa diterapkan langsung atau disimpan dalam file terpisah. JavaScript digunakan untuk menambahkan interaktivitas pada situs web, seperti tombol, animasi, dan kontrol formulir. Framework populer seperti Node.js, Express, Angular, Vue.js, dan React mempermudah pengembangan dengan menyediakan alat dan pustaka bawaan. Sebelum menggunakan framework, penting untuk memahami dasar-dasar JavaScript vanila agar bisa menguasai logika dan struktur kode dengan lebih baik. PHP adalah bahasa pemrograman populer untuk membangun situs web server-side yang fleksibel dan open-source. PHP memungkinkan pengembang mengembangkan sistem sesuai kebutuhan. Laravel, salah satu framework PHP, mempermudah pengembangan aplikasi web dengan menyederhanakan proses dan meningkatkan pemeliharaan serta skalabilitas. Go (Golang) adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google, dikenal dengan performa cepat dan efisiensinya berkat fitur Goroutine. Golang sering digunakan untuk pengembangan backend. Framework populer seperti Gin, Echo, dan Beego mendukung pengembangan aplikasi web dan API dengan fitur seperti routing sederhana, middleware fleksibel, dan performa tinggi, mempermudah pengembangan dan mengurangi waktu pengerjaan. Sumber : https://idcloudhost.com/blog/bahasa-pemrograman-web-terbaik/, https://codingstudio.id/blog/php-adalah-arti-fungsi-dan-alasan-menggunakan/, https://www.domainesia.com/berita/golang-framework/ 2. Mobile Developer Bagi Anda yang berminat mempelajari pengembangan aplikasi mobile, khususnya untuk sistem operasi Android, Kotlin adalah bahasa yang sangat direkomendasikan. Kotlin dipilih sebagai bahasa utama dalam pengembangan aplikasi Android karena memiliki sintaks yang lebih sederhana dibandingkan dengan Java. Selain itu, Kotlin terintegrasi dengan alat pengembangan Android Studio, yang mempermudah proses pembuatan aplikasi Android. Apabila Anda tertarik untuk mengembangkan aplikasi mobile yang memiliki basis operasi iOS, maka Swift merupakan bahasa pemrograman yang tepat untuk dipelajari. Bahasa pemrograman Swift sendiri merupakan bahasa pemrograman yang khusus dibuat oleh perusahaan Apple untuk mengembangkan aplikasi yang berjalan di iOS, macOS, atau pada produk apple lain. Dart adalah bahasa pemrograman multi-platform yang layak dipelajari untuk pengembangan aplikasi mobile. Dengan framework Flutter, Dart memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi yang kompatibel dengan sistem operasi iOS dan Android. Selain itu, karena Dart dirancang dengan inspirasi dari JavaScript, para pengguna yang sudah terbiasa menggunakan JavaScript akan lebih mudah memahami dan mempelajari bahasa pemrograman ini. Sumber : https://www.dicoding.com/blog/bahasa-pemrograman-untuk-pengembangan-aplikasi-mobile/, https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-kotlin-kenapa-kita-harus-mempelajari-kotlin/, https://www.swift.org/, 3. Game Developer C++ adalah bahasa pemrograman yang harus Anda kuasai jika ingin mengembangkan game dengan menggunakan Unreal Engine. Bahasa ini sangat penting untuk membangun ekosistem game dalam Unreal Engine. Meskipun terdapat fitur Blueprint yang memudahkan pengembangan, mempelajari dan menggunakan C++ dapat mengoptimalkan potensi penuh dari game engine tersebut. Jika Anda berencana menggunakan Unity sebagai game engine untuk mengembangkan game, maka C# adalah bahasa pemrograman yang wajib Anda pelajari. Dengan sintaks yang sederhana, C# menjadi pilihan yang relatif mudah dipahami, terutama bagi pemula. Selain itu, C# menawarkan berbagai keunggulan, seperti dukungan untuk pengembangan lintas platform, fitur garbage collection, dan kemampuan event handling. Hal ini menjadikan C# sangat cocok sebagai sarana pembelajaran bagi Anda yang ingin memulai membuat game menggunakan Unity. Python adalah bahasa pemrograman yang sangat cocok untuk pemula karena fleksibilitasnya yang tinggi, memungkinkan penggunaannya dalam berbagai situasi. Dalam pembuatan game, seseorang dapat memanfaatkan pustaka Python seperti pygame, yang menyediakan berbagai alat dan fungsi untuk membuat game 2D dengan mudah. Selain itu, pengembang juga dapat mempertimbangkan menggunakan Godot, sebuah game engine open-source yang mendukung scripting dengan Python melalui GDScript. Godot menawarkan antarmuka visual yang intuitif dan kemampuan untuk membuat game 2D dan 3D, menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang ingin mengeksplorasi pengembangan game lebih lanjut. Sumber : https://upttik.undiksha.ac.id/5-rekomendasi-game-engine-terbaik/, https://www.tomlooman.com/unreal-engine-cpp-guide/, https://www.kodingakademi.id/unity-adalah-bagaimana-cara-mempelajarinya/, https://www.petanikode.com/pygame-untuk-pemula/ 4. Data Analis Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang fleksibel dan sangat berguna bagi Anda yang ingin mempelajari bidang analisis data. Bahasa ini dilengkapi dengan berbagai fitur dan pustaka yang mendukung visualisasi data. Beberapa pustaka seperti NumPy, Matplotlib, dan Pandas sangat membantu dalam melakukan analisis data secara efektif. R adalah bahasa pemrograman yang dirancang khusus untuk statistik dan analisis data. Bahasa ini dilengkapi dengan banyak pustaka yang memfasilitasi berbagai aspek, seperti pemodelan data dan pengolahan big data. Selain itu, R juga mampu melakukan visualisasi data dengan baik, berkat berbagai library yang mendukung pembuatan grafik seperti bar plot, line plot, dan scatter plot, yang sangat membantu dalam memahami dan menyajikan data secara visual. SQL atau Standard Query Language, adalah bahasa yang digunakan untuk mengelola dan memanipulasi data dalam basis data. Dengan SQL, seorang pengembang dapat melakukan berbagai operasi seperti mengambil, menambah, mengedit, dan menghapus data di dalam database. Bahasa ini merupakan pilihan yang baik
Panduan Lengkap Bahasa Pemrograman: Sejarah, Kategori, dan Tips Memilih yang Tepat!

Bahasa Pemrograman adalah sebuah alat atau instruksi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan komputer. Melalui bahasa ini, seorang programmer dapat memberikan perintah kepada mesin agar menjalankan tugas tertentu, seperti membuat aplikasi, program, atau sistem yang kompleks. Kenapa diperlukan bahasa pemrograman, karena komputer hanya memahami kode biner (0 dan 1), sehingga bahasa pemrograman diciptakan untuk mempermudah manusia dalam memberikan instruksi kepada mesin tersebut. Artikel ini akan memberikan panduan lengkap bahasa pemrograman bagi pemula. Yuk simak artikelnya!! Sejarah Singkat Bahasa Pemrograman Sejarah awal mula adanya bahasa pemrograman, dimulai dengan ditemukannnya komputer pertama oleh Charles Babbage pada tahun 1822 yang diberi nama Difference Engine. Difference Engine terus dikembangkan oleh anak dari Charles Babbage, yaitu Henry Prevost hingga menciptakan mesin baru yang bernama mesin Prevost. Algoritma yang terdapat pada mesin ini kemudian, Henry sebarkan ke berbagai institusi di dunia. Setelah algoritma pada mesin Prevost disebarluaskan, perkembangan logika dari mesin tersebut terus berlanjut. Pada tahun 1945, seorang ilmuwan Jerman bernama Konrad Zuse menciptakan bahasa pemrograman tingkat tinggi pertama di dunia yang dikenal dengan nama Plankalkul. Kemudian, pada tahun 1950, Alick Glennie dari Universitas Manchester berhasil mengembangkan Autocode, sebuah bahasa pemrograman yang memanfaatkan kompiler untuk mengubah kode sumbernya menjadi bahasa mesin. Perkembangan bahasa pemrograman semakin pesat dengan keterlibatan perusahaan IBM yang berkontribusi dalam pengembangan bahasa FORTRAN pada tahun 1957. Bahasa pemrograman mulai mendapatkan kemajuan yang berarti ketika Dennis Ritchie dan Brian Kernighan menciptakan bahasa C pada awal tahun 1970. Seiring berjalannya waktu, bahasa C menjadi fondasi bagi banyak bahasa pemrograman baru lainnya, termasuk Python, C++, dan Java. Kategori Bahasa Pemrograman Berdasarkan tingkat kedekatannya dengan perangkat keras serta kompleksitas penggunaannya, bahasa pemrograman dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu : 1. Low Level Language Low Level Language atau bahasa tingkat rendah adalah bahasa pemrograman yang menggunakan instruksi bahasa mesin. Dengan menggunakan bahasa pemrograman tingkat ini seorang programmer bisa berinteraksi secara langsung dengan perangkat keras. Kelebihan yang ditawarkan dari bahasa tingkat rendah adalah kinerjanya yang lebih cepat dan efisien apabila dibandingkan dengan bahasa dengan tingkat yang lebih tinggi. Bahasa pemrograman tingkat rendah dapat memberikan kinerja yang lebih cepat dan efisien karena setiap instruksi dieksekusi langsung oleh CPU atau perangkat keras. Hal ini berbeda dengan bahasa pemrograman tingkat tinggi, yang biasanya memerlukan mesin virtual untuk menjalankan instruksinya. Tantangan ketika menggunakan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu diperlukannya pemahaman yang lebih tinggi mengenai arsitektur komputer. Selain itu kode yang ditulis dengan bahasa pemrograman tingkat rendah cenderung lebih rumit dan lebih rentan terhadap kesalahan manusia. Contoh bahasa pemrograman tingkat rendah adalah Assembly dan C. 2. Medium Level Language Bahasa pemrograman tingkat menengah adalah bahasa yang menawarkan keseimbangan antara kinerja tinggi dan keamanan yang baik. Bahasa ini merupakan kombinasi dari bahasa pemrograman tingkat rendah dan tingkat tinggi. Pengembangan bahasa pemrograman tingkat menengah bertujuan untuk menyediakan solusi dengan kinerja optimal tanpa mengorbankan aspek keamanan dan keterbacaan kode. Contoh bahasa pemrograman tingkat menengah adalah Rust, Go dan Ruby. 3. High Level Language Berbeda dengan bahasa tingkat rendah, bahasa pemrograman tingkat tinggi atau high-level language dirancang untuk lebih mudah dipahami oleh manusia, meskipun lebih sulit dimengerti oleh mesin. Bahasa tingkat tinggi biasanya memiliki sintaks yang lebih mudah dibaca oleh manusia dibandingkan dengan bahasa tingkat rendah. Bahasa pemrograman tingkat tinggi menawarkan berbagai fitur yang memudahkan pengembang untuk fokus pada algoritma dan logika aplikasi dengan cara yang lebih intuitif. Namun, salah satu kelemahan dari bahasa pemrograman tingkat tinggi adalah waktu eksekusi kode yang lebih lama, karena memerlukan mesin virtual untuk menjalankan kode tersebut. Mesin virtual berfungsi untuk menerjemahkan sintaks yang telah ditulis ke dalam bahasa mesin, sehingga perangkat dapat menjalankan instruksi dengan tepat. Contoh bahasa pemrograman tingkat tinggi adalah Python, Javascript dan Ruby. Bahasa pemrograman dirancang agar manusia dapat memberikan perintah kepada mesin dengan lebih mudah, menggunakan algoritma dan logika. Selain itu, kemampuan untuk memilih bahasa pemrograman yang tepat juga sangat penting bagi seorang pengembang, karena tidak semua bahasa pemrograman yang tersedia dapat berfungsi secara efisien untuk setiap jenis pekerjaan. Bagaimana Memilih Bahasa Pemrograman yang tepat bagi pemula? Yuk cari tahu disini Panduan Memilih Bahasa Pemrograman Terbaik untuk Pemula Baca juga: Jenis-Jenis Bahasa Pemrograman Back End Developer yang Umum Digunakan Referensi: https://binus.ac.id/malang/2023/06/jenis-jenis-bahasa-pemrograman-dan-penjelasannya/, https://www.dicoding.com/blog/sejarah-bahasa-pemrograman/, https://docif.telkomuniversity.ac.id/sejarah-bahasa-pemrograman-dibuat/ https://codepolitan.com/blog/3-bahasa-pemrograman-tingkah-rendah-sedang-hingga-level-tinggi/, https://medium.com/@LoopPerfect/why-are-low-level-languages-fast-and-high-level-languages-slow-9034c7e74da8, https://greatnusa.com/article/bahasa-pemrograman-tingkat-tinggi,
Wajah Baru S1 Teknik Informatika Telkom University Purwokerto

Prodi S1 Teknik Informatika Telkom University Purwokerto terus meningkatkan kualitas agar berstandar sama dengan Telkom University Bandung. AI dalam Pendidikan Tinggi S1 Teknik Informatika mengambil peran dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat terutama pada AI dan Big Data. Hal tersebut menuntut setiap perguruan tinggi untuk menyesuaikan kurikulum yang akan di ajarkan kepada mahasiswanya. Menurut Pak Aditya Dwi Putro W, S.Kom., M.Kom. selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Informatika Telkom University Purwokerto (TUP), melalui wawancara yang dilaksanakan pada hari Rabu, 27 November 2024, Telkom University memiliki kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) yang sudah mengikuti perkembangan zaman. Pada kurikulum baru ini sudah terdapat mata kuliah yang membahas big data dan juga AI. Hal ini yang membuat kurikulum yang dipakai di Telkom University sudah mengikuti standar baru. Menjawab Tantangan Masa Depan dalam Dunia Perguruan Tinggi Telkom University Purwokerto terus meningkatkan sarana dan prasana yang dimiliki, dengan standar yang sama dengan Telkom University Bandung. Sehingga Telkom University Purwokerto bisa menjamin bahwa setiap sarana dan prasananya siap untuk menghadapi perkembangan teknologi yang ada. Selain peningkatan dalam hal sarana dan prasarana, Telkom University juga mempersiapkan setiap mahasiswanya untuk menghadapi tantangan di masa mendatang. Langkah yang diberikan meliputi pembentukan kurikulum yang bersifat OBE dan juga setiap mahasiswa akan dibekali sertifikasi kompetensi yang mencakup berbagai bidang IT. Sertifikasi akan dilaksanakan oleh pihak Telkom University yang bekerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Keunggulan Prodi S1 Teknik Informatika Telkom University Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, di Telkom University, kurikulum yang digunakan di S1 Teknik Informatika TUP adalah kurikulum yang berbasis OBE. Para mahasiswa yang akan atau telah lulus, akan menjalankan sebuah program dari unit CDC. Program ini dikhususkan untuk meningkatkan kualitas setiap lulusan sehingga mereka siap untuk menghadapi dunia kerja. Selain dalam hal kurikulum dan pembelajaran yang diberikan, mahasiswa Telkom University juga memiliki peluang untuk mendapatkan beasiswa aperti BUMN. Beasiswa aperti BUMN sendiri merupakan beasiswa yang bisa didapatkan oleh mahasiswa yang berada di perguruan tinggi dibawah kepengurusan BUMN. Ayo, bergabung jadi bagian dari S1 Teknik Informatika Telkom University Purwokerto!! Kunjungi: https://purwokerto.telkomuniversity.ac.id/