Dalam kehidupan abad ke-21, manusia semakin berinteraksi dengan kecerdasan buatan (AI) seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Aksesibilitas fitur-fitur AI seperti ChatGPT, Perplexity, dan Blackbox kini lebih mudah bagi masyarakat umum. Namun, tahukah Anda bahwa ide dasar untuk pengembangan AI ini berasal dari Alan Turing? Turing adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang menciptakan konsep kecerdasan buatan yang menjadi fondasi bagi perkembangan AI modern. Jadi, siapa sebenarnya Alan Turing ini dan apa pencapaian yang dia raih sehingga disebut sebagai bapak kecerdasan buatan?
Alan Turing adalah seorang pemuda yang lahir pada 23 Juni 1912 di London, Inggris. Ia merupakan seorang ilmuwan di bidang matematika dan komputer yang memberikan banyak kontribusi besar dalam bidang matematika, kriptografi, dan komputasi. Salah satu pencapaian paling berpengaruhnya adalah keberhasilannya dalam memecahkan kode Enigma yang digunakan oleh tentara Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Berkat prestasinya dalam menguraikan kode Enigma, Sekutu mampu memblokir komunikasi yang dilakukan oleh Jerman dan menghambat strategi militer mereka.
Masa Muda dan Pendidikan
Alan Turing memasuki pendidikan tinggi di Universitas Cambridge untuk mengambil studi matematika dari tahun 1931 hingga 1934, sebelum melanjutkan studi untuk meraih gelar Ph.D. di Princeton University. Selama masa kuliahnya, Turing berhasil mengembangkan konsep untuk komputer modern yang dikenal sebagai “Mesin Universal Turing.” Konsep mesin ini dijelaskan dalam makalahnya yang berjudul “On Computable Numbers, with An Application to the Entscheidungsproblem.” Dalam makalah tersebut, Turing menjelaskan bahwa mesin universal dapat membaca rangkaian angka biner (0 dan 1) untuk menyelesaikan berbagai masalah matematika. Karya ini menjadi salah satu landasan penting dalam pengembangan ilmu komputer.
Karir di Masa Perang
Pada masa Perang Dunia II, Alan Turing ditugaskan oleh pemerintah Inggris untuk bergabung dengan unit pemecah kode di Bletchley Park. Di sana, ia diberikan tanggung jawab penting untuk memecahkan kode mesin Enigma, yang digunakan oleh tentara Jerman untuk mengirimkan informasi secara rahasia. Kode mesin Enigma terkenal sangat rumit dan sulit dipecahkan karena strukturnya yang selalu berubah-ubah, dengan kombinasi yang dapat mencapai miliaran kemungkinan. Keberhasilan Turing dan timnya dalam menguraikan kode ini menjadi salah satu faktor kunci yang membantu Sekutu meraih kemenangan dalam perang.
Pada awalnya, Sekutu menggunakan mesin pemecah kode yang dikenal sebagai Bomba untuk memecahkan kode, namun karena adanya perubahan dalam prosedur operasi tentara Jerman, mesin tersebut menjadi tidak efektif. Akibatnya, sekitar tahun 1939-1940, Alan Turing dan rekan-rekannya mengembangkan mesin baru yang dinamakan Bombe. Selain menciptakan mesin ini, Turing juga menemukan metode baru untuk memecahkan kode Enigma yang kemudian disebut “Tunny” oleh pemerintah Inggris. Inovasi ini sangat penting dalam upaya Sekutu untuk mengatasi komunikasi rahasia Jerman.
Keberhasilan Alan Turing dalam memecahkan kode Enigma mengantarkannya pada penghargaan sebagai Officer of the Most Excellent Order of the British Empire (OBE). Penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan tertinggi kedua setelah Knight Commander, yang diberikan khusus kepada warga Britania Raya yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi negara mereka.
Kehidupan Setelah Perang Dunia Usai
Setelah Perang Dunia II, Alan Turing melanjutkan karirnya di National Physical Laboratory (NPL) di London dengan tujuan mengembangkan komputer. Di NPL, Turing merancang sebuah komputer yang dikenal sebagai Automatic Computer Engine (ACE). ACE menawarkan berbagai keunggulan, termasuk kapasitas memori yang lebih besar dan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan komputer awal lainnya.
Sebagian besar rekan tim Turing di NPL menganggap bahwa desain ACE terlalu kompleks dan sulit untuk direalisasikan. Akibatnya, mereka memutuskan untuk membuat komputer dengan spesifikasi yang lebih rendah daripada ACE, yang akhirnya mengalami kekalahan dalam perlombaan untuk menciptakan komputer digital dengan penyimpanan program pertama di dunia. Kekalahan ini sangat mengecewakan Turing, yang telah berinvestasi banyak waktu dan usaha dalam proyek tersebut. Untuk mengatasi rasa kekecewaannya, ia kemudian bergabung sebagai anggota sekaligus wakil direktur di Computing Machine Laboratory, Royal Society of London yang terletak di Universitas Manchester. Di sana, Turing terus berkontribusi pada pengembangan teknologi komputer dan penelitian ilmiah lainnya.
Di Manchester, Alan Turing mengembangkan komputer beserta sistem input-output dan pemrogramannya. Pada tahun 1951, ia berhasil menciptakan sistem pemrograman yang dapat dijalankan pada Ferranti Mark I, yang merupakan komputer digital elektronik pertama yang tersedia secara komersial. Ferranti Mark I dikenal sebagai Manchester Electronic Computer dan merupakan versi komersial dari Manchester Mark I yang sebelumnya dikembangkan di Universitas Manchester. Mesin ini tidak hanya menandai kemajuan dalam teknologi komputer, tetapi juga menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pemrograman komputer.
Turing memiliki hipotesis bahwa cara kerja otak manusia mirip dengan mesin komputasi digital. Ketika manusia dilahirkan, otak mereka belum memiliki banyak informasi dan kemampuan berpikirnya masih terbatas. Namun, melalui berbagai pengalaman, pendidikan, dan pelatihan, otak manusia mampu menyimpan beragam informasi dan mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang rumit dan kompleks. Turing berpendapat bahwa proses pembelajaran ini dapat dianalogikan dengan cara komputer diprogram untuk menyelesaikan tugas tertentu, sehingga membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang kecerdasan buatan dan potensi mesin untuk meniru fungsi kognitif manusia.
Dengan hipotesis tersebut, Turing mengembangkan suatu metode untuk menentukan apakah sebuah komputer benar-benar cerdas atau tidak. Metode ini dikenal sebagai Tes Turing, yang hingga saat ini masih terus dikembangkan untuk meningkatkan sistem kecerdasan buatan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan mesin dalam meniru perilaku manusia dalam berkomunikasi, sehingga dapat memberikan gambaran tentang tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh komputer.
Kehidupan di Akhir Hayat
Pada tahun 1952, Alan Turing ditangkap karena terlibat dalam tindakan homoseksualitas, yang pada saat itu dianggap sebagai kejahatan di Inggris dan dapat dikenakan hukuman pidana. Turing diberikan dua pilihan hukuman: penjara atau kebiri kimia. Ia memilih untuk menjalani hukuman kebiri kimia sebagai alternatif dari penjara. Keputusan ini diambil sebagai sanksi atas perilakunya yang dianggap menyimpang, dan proses tersebut memberikan dampak besar pada kehidupannya.
Karena memiliki catatan kriminal, izin keamanan Turing dicabut oleh pemerintah Inggris, sehingga keamanannya tidak lagi dapat dijamin. Akibat dari catatan kriminal tersebut, ia juga dilarang untuk kembali bekerja di Government Communications Headquarters (GCHQ), lembaga pemecahan kode Inggris yang dibentuk setelah perang.
Kembali ke kehidupan Turing di Manchester, ia menghabiskan sisa karirnya untuk mengembangkan kecerdasan buatan. Selain itu, Turing juga sempat menerbitkan karyanya yang berjudul “The Chemical Basis of Morphogenesis,” yang menjelaskan tentang perkembangan bentuk dan pola pada makhluk hidup. Karya ini menunjukkan minatnya yang luas, tidak hanya dalam bidang komputer tetapi juga dalam biologi matematik, dan memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang bagaimana bentuk dan pola terbentuk dalam mahluk hidup.
Namun, di tengah penelitiannya, tepatnya pada tahun 1954, Alan Turing ditemukan tewas di tempat tidurnya, dengan sebuah apel yang telah dimakan setengahnya di sampingnya. Pihak berwenang menyimpulkan bahwa Turing meninggal akibat keracunan sianida dan menyatakan bahwa ia melakukan bunuh diri. Namun, keputusan ini banyak dipertanyakan karena Turing tidak menunjukkan indikasi akan melakukan bunuh diri dan tidak memiliki masalah kesehatan mental yang jelas. Banyak rekan dan biografernya berpendapat bahwa kematiannya mungkin bukan tindakan bunuh diri, melainkan bisa jadi merupakan kecelakaan.
Referensi :
- https://www.zenius.net/blog/biografi-alan-turing-enigma
- https://www.britannica.com/biography/Alan-Turing/Computer-designer
- https://nationalgeographic.grid.id/read/133875239/alan-turing-bapak-kecerdasan-buatan-yang-hidupnya-berakhir-tragis-dalam-sejarah-kolonial
- https://tirto.id/sejarah-hidup-alan-turing-tragedi-seorang-ilmuwan-pahlawan-pd-ii-fFDt