Saat kalian memulai perjalanan dalam dunia coding, mungkin kalian pernah mendengar orang mengatakan bahwa pemrograman itu sulit dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang sangat pintar. Namun, apakah benar demikian? Sebenarnya, dunia pemrograman jauh lebih luas dan beragam dari yang kita bayangkan, dan pandangan seperti itu belum tentu benar adanya. Berikut adalah beberapa mitos umum yang sering muncul ketika seseorang mempertimbangkan untuk belajar coding atau menjadi seorang programmer:
1. Harus Jago Dalam Matematika Untuk Bisa Melakukan Coding
Salah satu mitos yang umum beredar di masyarakat adalah bahwa untuk menjadi seorang programmer, seseorang harus sangat mahir dalam matematika. Karena coding memang memerlukan pemahaman logika yang baik, banyak orang beranggapan bahwa hanya mereka yang memiliki keahlian tinggi dalam matematika yang dapat melakukan coding.
Faktanya saat seorang programmer membuat program, mereka lebih sering berinteraksi dengan bahasa pemrograman daripada dengan rumus matematika. Meskipun demikian, bukan berarti matematika bisa diabaikan oleh seorang programmer. Coding tetap memerlukan pemahaman logika, dan konsep-konsep dalam matematika sangat berguna untuk mendukung aspek logis dalam penulisan perintah.
2. Orang yang melakukan coding harus memiliki IQ tinggi
Banyak yang beranggapan bahwa coding hanya bisa dilakukan oleh orang jenius atau orang dengan IQ tinggi. Anggapan ini berdasar karena coding dipandang sebagai hal yang memerlukan logika tinggi dan sistemnya yang terlihat kompleks.
Faktanya coding merupakan hal yang bisa dilakukan oleh seluruh kalangan tanpa memandang tingkat kepintaran seseorang. Ketika melakukan coding hal yang paling penting merupakan ketekunan dan kesabarn dalam mempelajari hal baru. Karena dalam dunia pemrograman seseorang membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa menguasai salah satu bidangnya. Dan hal ini hanya bisa diraih oleh orang yang memiliki ketekunan dan kesabaran yang tinggi.
3. Harus Memiliki Gelar Sarjana
Mitos pemgroman yang kerap muncul saat ingin menjadi seorang programmer adalah seorang programmer harus memiliki gelar sarjana. Namun, kenyataannya, ilmu pemrograman tidak hanya bisa diperoleh di perguruan tinggi. Di era digital saat ini, kita dapat dengan mudah menemukan berbagai sumber pembelajaran coding di internet. Berbagai platform menyediakan materi yang bermanfaat, mulai dari buku dan artikel hingga video tutorial dan kursus online yang interaktif. Metode pembelajaran ini semakin beragam dan dapat diakses oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang pendidikan formal. Semua ini menunjukkan bahwa anggapan bahwa seseorang harus menyelesaikan studi di perguruan tinggi untuk menjadi programmer adalah sebuah mitos yang tidak berdasar. Dengan tekad dan sumber daya yang tepat, siapa pun bisa belajar coding dan memasuki dunia pemrograman.
4. Sia-Sia untuk Mempelajari Coding Pada Perguruan Tinggi
Meskipun kita menyadari bahwa untuk menjadi seorang programmer tidak harus lulus dari perguruan tinggi, bukan berarti bahwa memasuki perguruan tinggi untuk mempelajari pemrograman adalah hal yang sia-sia. Dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, seseorang dapat memperoleh berbagai manfaat yang signifikan. Salah satunya adalah sistem kurikulum yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam belajar secara mandiri. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan dengan teman-teman sekelas yang dapat membantu selama proses belajar, serta mendapatkan bimbingan dari mentor yang dapat memberikan arahan ketika menghadapi kebingungan dalam materi tertentu.
Lebih dari itu, pengalaman di perguruan tinggi sering kali memberikan akses ke proyek kolaboratif, seminar, dan jaringan profesional yang dapat membuka peluang karier di masa depan. Dengan demikian, meskipun pendidikan formal bukan satu-satunya jalan untuk menjadi programmer, kehadiran di perguruan tinggi dapat menjadi langkah berharga dalam perjalanan belajar dan pengembangan keterampilan seseorang.
5. Usia Masih di Bawah 17 Tahun
Beberapa orang beranggapan bahwa mereka belum siap untuk mempelajari pemrograman karena masih dianggap di bawah umur (17 tahun). Namun, kenyataannya, dasar-dasar coding merupakan hal yang baik untuk diajarkan kepada anak-anak, bahkan sejak usia muda. Pemahaman logika yang terdapat dalam coding dapat membantu anak-anak dalam menyelesaikan berbagai masalah dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Selain itu, saat ini sudah banyak tersedia media pembelajaran coding yang dirancang lebih sederhana dan menarik bagi anak-anak. Salah satu contohnya adalah Scratch, sebuah platform yang memungkinkan anak-anak untuk belajar pemrograman dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Dengan menggunakan alat seperti Scratch, anak-anak dapat menciptakan proyek mereka sendiri, seperti permainan atau animasi, yang tidak hanya mengajarkan mereka tentang coding, tetapi juga mendorong kreativitas dan imajinasi. Oleh karena itu, semakin dini anak-anak dikenalkan pada konsep pemrograman, semakin besar peluang mereka untuk mengembangkan keterampilan teknis yang akan berguna di masa depan.
6. Alat yang Digunakan Harus Mahal
Banyak orang beranggapan bahwa untuk melakukan coding, diperlukan peralatan dengan harga yang mahal. Namun, kenyataannya, untuk membuat aplikasi sederhana, sebuah laptop atau komputer biasa yang digunakan sehari-hari sudah cukup memadai.
Bagi pemula yang ingin belajar pemrograman, tidak perlu berinvestasi dalam perangkat keras yang canggih atau mahal. Komputer dengan spesifikasi standar dapat menjalankan berbagai bahasa pemrograman dan alat pengembangan yang diperlukan untuk menciptakan aplikasi dasar. Misalnya, banyak editor teks dan lingkungan pengembangan terintegrasi (IDE) yang ringan dan dapat diunduh secara gratis, sehingga memungkinkan siapa pun untuk mulai belajar tanpa harus mengeluarkan banyak uang.
Selain itu, dengan kemajuan teknologi cloud, banyak platform pengembangan kini dapat diakses secara online, mengurangi kebutuhan akan perangkat keras yang kuat. Ini berarti bahwa seseorang bisa mulai belajar coding hanya dengan menggunakan perangkat yang mereka miliki saat ini. Dengan demikian, anggapan bahwa coding hanya bisa dilakukan dengan peralatan mahal merupakan mitos yang perlu diluruskan. Siapa pun dapat memulai perjalanan mereka dalam dunia pemrograman tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk perangkat keras.
7. Semua Syntax Harus Dihafal
Salah satu mitos yang sering membuat orang berpikir bahwa coding hanya untuk orang-orang jenius adalah anggapan bahwa setiap sintaks dalam pemrograman harus dihafal. Banyak pemula yang belajar pemrograman merasa terbebani dengan ide bahwa mereka harus mengingat semua detail sintaks. Namun, kenyataannya, saat melakukan coding, yang lebih penting adalah memahami logika pemrograman dan cara menerapkannya dalam bahasa pemrograman yang digunakan.
Dengan semakin beragamnya bahasa pemrograman yang tersedia dan pesatnya perkembangan teknologi, seorang programmer dituntut untuk terus beradaptasi dengan lingkungan dan alat baru. Oleh karena itu, saat mempelajari bahasa pemrograman, fokus utama seharusnya adalah pada pemahaman konsep dan logika di balik pemrograman, bukan sekadar menghafal setiap sintaks yang ada.
Selain itu, banyak sumber daya dan alat bantu yang dapat membantu programmer dalam menulis kode tanpa harus menghafal semuanya. Misalnya, dokumentasi online, forum komunitas, dan alat seperti autocomplete dalam IDE dapat sangat membantu. Dengan pendekatan ini, siapa pun dapat belajar coding dengan lebih efektif dan percaya diri, tanpa merasa tertekan untuk mengingat semua detail secara sempurna. Ini menunjukkan bahwa coding adalah keterampilan yang dapat dipelajari oleh siapa saja, asalkan mereka memiliki kemauan untuk memahami logika dan prinsip-prinsip dasar di baliknya.
Itulah tujuh mitos dan fakta seputar dunia coding yang mungkin pernah kamu dengar. Kesimpulannya, dunia pemrograman adalah tempat di mana ketekunan dan kesabaran sangat diperlukan untuk belajar dan berkembang. Coding bukan sekadar tentang mengetik kata-kata, melainkan merupakan proses merangkai instruksi agar dapat menghasilkan aksi yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang. Dengan pendekatan yang tepat dan semangat untuk terus belajar, siapa pun dapat menemukan tempat mereka dalam dunia coding.
Sumber :
- https://www.codepolitan.com/blog/mitos-dan-fakta-seputar-belajar-coding-detctx/
- https://blog.hacktiv8.com/article/hindari-6-mitos-pemrograman-ini
- https://gtscholars.org/the-7-coding-myths-and-why-its-easier-than-you-think
- https://builtin.com/software-engineering-perspectives/10-myths-about-programming
- https://skoolofcode.us/blog/the-biggest-coding-myths-and-the-truth-behind-them/